• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

No Pharmacist No Service

 on Selasa, 07 Juni 2016  


Beberapa tahun lalu pengusaha lokal (bidang farmasi) digadang-gadang bisa bermitra dengan perusahaan asing sekaligus mempelajari alih teknologi dengan porsi 75 persen asing, sisanya lokal. Dari temuan pemerintah, tak ada yang berminat jadi mitra asing. Soalnya tidak ada pengusaha bersedia memiliki saham lebih kecil dan tak banyak berwenang mengelola perusahaan. Alhasil, kendali rata-rata farmasi asing beroperasi di indonesia tetap dikuasai sepenuhnya pemodal utama luar negri. Bahkan keleluasaan asing selama beberapa tahun terakhir turut mengerek kiuantitas impor bahan baku obat. (www.merdeka.com)
Dari masalah diatas kita harus mampu dan benar-benar mempersiapkan diri, salah satu langkah dengan mempersiapkan SDM yang benar-benar berkompeten dan berpengalaman, dimulai dari peran mahasiswa yang benar harus pintar dalam mencari peluang apalagi para mahasiswa farmasi dituntut mampu bersaing dengan para pendatang. Dalam perbandingan mahasiswa farmasi lokal dan mahasiswa farmasi internasional, pada dasarnya, mahasiswa farmasi yang diluar negri dengan mahasiswa farmasi indonesia mempelajari hal yang sama, Cuma kekurangan  ataupun kelemahan mahasiswa farmasi di indonesia terletak pada kemampuan IT dan kemampuan berbahasa asing terutama bahasa internasional yakni bahasa inggris, serta fasilitas ataupun sarana yang bisa dibilang jauh tertinggal dari mahasiswa luar negri. (www.kompasiana.com)
Selain masalah diatas, ada masalah yang kedua tentang perspektif “citra seorang farmasis di mata masyarakat indonesia”. Pandangan orang bahwa profesi apoteker di indonesia kurang di kenal oleh masyarakat. Masyarakat hanya mengetahui bahwa apoteker itu ialah yang bertugas di apotek tanpa tahu apa tugas mereka sebenarnya. Apoteker selalu identik dengan apotek, bahkan masyarakat awam tidak mengetahui bahwa prospek kerja apoteker atau farmasi itu sangatlah luas. Padahal segala produk sehari-hari yang mereka pakai itu merupakan produk farmasis. Dalam pemikiran mereka bila mereka pergi berobat maka yang menjadi pemeran utama hanyalah dokter, padahal seharusnya farmasis dan dokterlah yang menjadi pemeran utama. Kekeliruan yang juga sering terjadi bila dokter pula yang memberikan obat sendiri kepada pasien tanpa konsultan kepada apoteker sehingga terkesan tenaga kefarmasian dipandang sebelah mata baik oleh dokter maupun masyarakat itu sendiri.
Berbeda dengan diluar negeri, terutama di negara-negara maju, apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan telah memiliki citra yang sangat tinggi dimata masyarakatnya. Apoteker memiliki andil yang sangat besar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Apoteker bersama dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya merupakan mitra sejajar yang saling bekerja sama dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, karena diluar negeri telah tertanam kuat dengan aturan “No Pharmacist No Service” sehingga citra farmasis diluar negeri terkesan lebih tinggi dimata masyarakat karena keprofesionalan mereka dalam melayani masyarakat dari hulu sampai kehilir.

No Pharmacist No Service 4.5 5 Unknown Selasa, 07 Juni 2016   Beberapa tahun lalu pengusaha lokal (bidang farmasi) digadang-gadang bisa bermitra dengan perusahaan asing sekaligus mempelajari al...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
J-Theme